Review Kacamata Minus Tinggi dengan Lensa Tipis Premix - Blog Afifah Haq | Ruang Berkarya

Sebagai penyandang mata minus di atas 10, saya seringkali merasa insekyur, ga pede, sampai overthinking. Tak sedikit orang yang berkomentar tentang kacamata saya, katanya,

"kacamata mu tebel banget, minus berapa sih?"

Yah saya berhusnuzhon saja sih, mereka bertanya begitu mungkin karena mereka empati. Atau mungkin ada juga yang hanya kepo.

Padahal saya sudah memakai lensa dengan indeks bias yang cukup tinggi, yaitu 1.67, namun tetap saja terlihat tebal di mata orang banyak.

Akhirnya saya mencari lagi lensa untuk minus tinggi yang ketebalan nya bisa lebih tipis.

Lalu saya menemukan 2 jenis pilihan lensa yang lebih tipis, yaitu lensa dengan index 1.74 dan satu lagi lensa omega yang sering disebut lensa ajaib.

Awalnya saya melihat di channel youtube salah satu optik. Beliau menjelaskan kalau ada lensa ajaib super tipis yang bisa digunakan untuk minus di atas 13.

Konsultasi dengan Admin Optik

Akhirnya saya hubungi pemilik optik itu via whatsapp. Saya sampaikan kalau saya tertarik untuk membeli kacamata dengan lensa ajaib ini.

Dan apa kata pemilik optik nya?

Beliau tidak langsung mengiyakan. Beliau bertanya dulu, apakah saya sering menggunakan kendaraan?

Saya jawab iya. Tiap hari saya menggunakan motor untuk bekerja selama kurang lebih satu jam.

Pemilik optik itu lalu menyarankan agar saya menggunakan lensa index 1.74 saja, karena lensa ajaib ini memiliki kelemahan. Kelemahannya adalah pandangannya agak terbatas untuk melihat ke samping seperti melirik ke spion.

Tapi saya keukeuh ingin memakai lensa ajaib ini, karena saya tertarik dengan desainnya yang lebih tipis daripada lensa index 1.74.

Singkat cerita, akhirnya saya memesan kacamata baru dengan lensa ajaib ini.

Review Lensa Premix, Lensa Tipis untuk Minus Tinggi

Kurang lebih menunggu satu minggu, akhirnya kacamata baru saya sampai juga di rumah Saya excited sekali sekaligus penasaran dengan hasilnya.

Oke jadi ini sedikit review dari saya.

Pertama, dari segi tampilan. Lensa ini beneran tipis, dalam artian, tidak ada yang menonjol melebihi frame. Padahal minus saya di atas 10 dan dengan silindris.

Kedua, dari segi pemakaian. Sayangnya ketika pertama kali dipakai, saya langsug merasa pusing bahkan sampai sakit kepala. Rasa pusing ini saya kira disebabkan oleh dua hal; karena adaptasi dengan minus yang baru serta adaptasi dengan pandangan dari lensa omega ini.

Benar kata Mas-Mas pemilik optik, lensa ajaib ini punya keterbatasan dalam melihat ke samping. Yang saya rasakan, bagian pinggir itu terlihat bias karena ada lekukan radius.

Hmm.. bagaimana ya menggambarkannya. Intinya, pandangan kalian saat menggunakan lensa omega ini tidak se-luas ketika menggunakan lensa hi index. Atau, coba deh kalian melihat bagian dasar gelas yang di bagian pinggirnya ada lengkungan. Seperti itulah kira-kira gambarannya.

Untungnya, untuk pandangan lurus lensa ini cukup oke. Jadi masih bisa saya gunakan saat melakukan aktivitas di depan laptop.

Secara tampilan oke.. tidak terlihat minus tinggi, tapi dari segi luas pandangan agak terbatas

Kesimpulan

Lensa ajaib atau lensa omega ini punya plus dan minus nya.

Plusnya, secara tampilan dan estetika, kacamata dengan lensa omega ini terlihat tipis walau memiliki minus yang tinggi. Beratnya pun terasa ringan.

Minusnya, lensa ini punya keterbatasan saat melihat ke samping dan ke bawah (pada kasus saya). Ada bias di sisi samping dan bawah, menjadikan pandangan saya terbatas dan kurang nyaman.

Saya sih sangat tidak merekomendasikan lensa ini bagi kalian yang punya mobilitas tinggi setiap harinya. Lebih baik menggunakan kacamata dengan lensa hi index saja. Lebih nyaman walau masih ada tonjolan melebihi frame.

Ini pengalaman saya pertama kali menggunakan lensa ajaib yang tipis untuk minus tinggi. Saya masih harus melakukan penyesuaian dengan kacamata ini.

Oh ya untuk harganya sendiri variatif, mulai dari Rp 1.500.000- sampai 2 juta.