Melanjutkan bahasan tentang biaya SD Islam di Bandung Timur yang pernah saya tulis beberapa waktu lalu, ada beberapa teman yang bertanya mengenai perbedaan antara MI dengan SDIT.
Lalu, ada juga yang beranggapan bahwa, SDIT itu jauh lebih mahal, lebih bergengsi, dibandingkan dengan MI. Padahal ga gitu juga. Ada loh SDIT yang biayanya terjangkau, dan ada juga MI yang biaya lumayan mahal.
Supaya menjawab juga meluruskan pandangan mengenai perbedaan SDIT dan MI, saya buat artikel ini saja ya. Ini dia perbedaan mendasar antara SDIT dan MI:
1. Beda Naungan Kementerian
Hal mendasar yang pertama adalah perbedaan dimana sekolah ini bernaung. Untuk SDIT atau Sekolah Dasar Islam Terpadu, berada di bawah Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sementara, Madrasah Ibtidaiyah disingkat MI, berada di naungan Kementerian Agama.
Dari perbedaan kemeterian yang dinaunginya saja, mungkin kebijakannya pun akan berbeda ya. Mulai dari buku pelajaran yang dipakai, kurikulum, aturan sekolah yang menyangkut pakaian, sepatu, bahkan mungkin ke aturan menu bekal anak.
2. Beda Kurikulum Pembelajaran
SDIT, karena di bawah naungan Kemdikbud, maka kurikulum yang dipakai adalah kurikulum nasional. Sementara, untuk MI, siswanya menggunakan kurikulum nasional plus kurikulum khas madrasah.
Perbedaan kurikulum ini bisa terlihat dari mata pelajaran yang dipelajari siswa-siswinya. Jika pada sekolah SDIT mata pelajaran agama hanya ada 1, di MI, mata pelajaran agama dipecah lagi menjadi beberapa mata pelajaran.
Siswa-siswi MI tak hanya belajar agama islam secara umum. Siswa siswi MI belajar agama yang lebih mendalam lagi dengan adanya mata pelajaran Fiqh, Qur'an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, dan Aqidah Akhlaq.
Singkatnya, SDIT itu adalah SD pada umumnya namun memeiliki program keunggulan islami. Sementara MI, siswa-siswinya belajar agama islam lebih mendalam.
Jadi, Lebih Baik Mana, SDIT atau MI?
Semuanya tergantung kebutuhan serta minat dari siswa maupun orangtua. Jika orangtua merasa cukup dengan pendidikan dasar saja namun ada nilai tambahan dari lingkungan yang islami, maka SDIT saja sudah cukup.
Sementara, jika orangtua merasa, putra/putrinya perlu belajar agama lebih mendalam lagi, maka saya sangat menyarankan untuk bersekolah di MI.
Apapun pilihan sekolahnya, tetap saja, pendidikan nomor 1 adalah pendidikan dari rumah. Kita sebagai orangtua juga harus turut andil dalam mendidik putra putri kita agar menjadi generasi yang lebih baik di masa mendatang.
Post a Comment
Post a Comment