Kita semua pasti setuju, pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar. Ya gimana ga menyenangkan kalau ada sesuatu yang kamu mau, yang kita sukai, kita kerjakan sepenuh hati, udah gitu dibayar pula.
Ngomong-ngomong soal hobi yang dibayar nih, Sabtu, 7 Desember 2019 kemarin saya datang ke sebuah event FUNancial bersama teman-teman dari Indonesian Female Bloggers. Acara ini digagasi oleh Home Credit Indonesia, yang mengusung tema: "Start Up Smart: Financial Tips for Turning Your Hobby into Bussiness". Acara ini menghadirkan narasumber kak M. Takdis selaku pemilik Whatravel Indonesia, dan kak Dipa Andika sebagai seorang financial planner dan juga owner dari Hahaha Corp. Dua narasumber ini berbagi tips soal pengelolaan keuangan dan juga pengalaman seputar bisnis yang bermula dari hobi.

Sekilas Tentang Home Credit Indonesia
Home Credit Indonesia selaku penyelenggara dari event ini adalah sebuah perusahaan pembiayaan berbasis teknologi. Home Credit Indonesia menyediakan pembiayaan di toko (pembiayaan non-tunai langsung di tempat) seperti alat elektronik, kebutuhan alat rumah tangga, dan furnitur.
Home Credit Indonesia memiliki tujuan yang mulia, yaitu untuk membantu kebutuhan yang kamu mau. Selain bantuan pembiayaan untuk kebutuhan tadi, Home Credit Indonesia juga menyediakan pembiayaan multiguna yang dapat dimanfaatkan untuk biaya renovasi rumah, biaya pendidikan, bahkan hingga biaya liburan.
Perusahaan ini berdiri di Indonesia pada tahun 2013 di area Jakarta. Hingga awal tahun 2017, Home Credit Indonesia berkembang tidak hanya di
Jabodetabek, tetapi juga di Bandung, Makassar, Surabaya, Yogyakarta,
Semarang, Malang, Denpasar, Pekanbaru, Medan, Batam, Palembang,
Banjarmasin, Pontianak, Manado, dan Balikpapan.
Pengaturan Keuangan untuk Mengubah Hobi Jadi Bisnis
Acara yang dipandu oleh MC kak Ucieta Pohan ini betul-betul dikemas secara menarik. Acara dimulai dengan coffee break dan bahkan belum apa-apa sudah ada pembagian doorprize. Betul-betul dikemas secara santai padahal tema nya adalah tentang keuangan.
Acara kemudian berlanjut ke acara inti, yaitu mengenai tips seputar pengelolaan keuangan dalam hal hobi yang jadi bisnis. Di sini saya akan merangkum beberapa tips yang disampaikan oleh kak Dipa mengenai keuangan bisnis yang bermula dari hobi.
Pertama, sebelum mendirikan sebuah bisnis, maka kita harus mengerjakan yang kita sukai terlebih dahulu. Artinya, di sini mindset kita harus diatur untuk betul-betul bertekad dalam menyalurkan hobi yang kamu mau, dan sebaiknya jangan dulu berorientasi kepada uang. Mengapa? karena sesuatu yang dikerjakan dengan sepenuh hati akan melahirkan hasil yang sebanding.
Kedua, dalam berbisnis sebaiknya pisahkan keuangan pribadi dengan keuangan bisnis. Sebetulnya ini logis juga ya, saya sering sekali merasa kerepotan ketika uang kantor yang dititipkan kepada saya tercapur dengan keuangan pribadi saya.
Ketiga, pencatatan cashflow. Biasakan untuk selalu mencatat alur cash (keuangan) yang masuk dan keluar. Hal ini akan mempermudah kita untuk mengatur keuangan.
Keempat, dokumentasi. Ini penting banget loh, karena dokumentasi ini akan berguna bila terjadi suatu masalah di waktu yang akan datang. Dokumentasi yang dimaksud adalah berupa surat kontrak, quotation, invoice, bukti potong pajak, bukti komunikasi, dll. Jangan sampai bila ada masalah di waktu ke depan, kita jadi kelimpungan karena tidak adanya bukti atau dokumentasi ini.
Kelima, reporting. Buatlah selalu report atau laporan terkait dengan keuangan secara berkala. Mulai dari harian, bulanan, dan tahunan.
Kesalahan dalam Berbisnis
Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh para pebisnis. Berikut adalah beberapa hal yang harus dihindari oleh pebisnis menurut kak Dipa.
1. Jangan Berbisnis Sendiri
Berbisnis sendiri memang lebih ringkas karena pemasukan yang didapat semuanya masuk full ke dompet kita. Tapi justru hal ini yang salah menurut kak Dipa. Bisnis yang sehat itu adalah yang ketika kita sakit, ada keperluan, bahkan sedang liburan, bisnis tetap berjalan. Untuk itu, sebaiknya hire orang untuk juga membantu bisnis kita agar tetap berjalan.
2. Pengaturan Keuangan Bagi yang Memiliki Hasil yang Tak Menentu
Kak Dipa memahami bahwa tak semua pebisnis memiliki penghasilan yang tetap setiap waktunya. Kadang blan ini omsetnya bagus, tak jarang pula bulan berikutnya omsetnya turun. Tips dari kak Dipa adalah buatlah sebuah rekening khusus untuk bisnis, kemudia gaji-lah diri kita di tanggal yang kita mau. Contoh, kita ambil rata-rata pemasukan bisnis kita setiap bulannya. Kemudian masukkan penghasilan itu ke rekening khusus di tanggal yang sama setiap bulannya. Maksudnya adalah, ketika keuangan kita ditinjau, maka keuangan kita akan terlihat stabil, karena kita selalu memasukkan jumlah yang sama di tanggal yang sama.
3. Latte Factors
Secara istilah, latte factors berarti pengeluaran yang terlihat kecil, namun tanpa disadari hal tersebut dilakukan berkali-kali. Contoh kecilnya seperti jajan. Kita rasa kita hanya mengeluarkan uang untuk jajan hanya Rp 10.000 misalnya (di luar kebutuhan), namun sering terjadi.
Nah, ini dia yang dinamakan bocor halus. Pengeluaran yang terlihat kecil namun terjadi berkali-kali ini yang bikin keuangan kita tidak stabil. Baik itu dalam hal bisnis maupun pribadi. Survey bahkan menyatakan bahwa 9 dari 10 orang rata-rata mengeluarkan latte factors lebih dari Rp 900.000,- per bulan. Waw! langsung jleb deh saya.
Pengaturan Keuangan Pribadi
Oke, kita sudah berbicara tentang soal keuangan bisnis. Selanjutnya, kak Dipa yang baik hati ini juga menyampaikan tips untuk mengatur keuangan pribadi. Mari kita simak melalui catatan yang aku rangkum:
1. Pembagian Keuangan
Siapa di sini yang gaji bulan lalu nya masih ada sampai sekarang? Saya yakin ga akan banyak. Nah, menurut kak Dipa nih, sebaiknya atur keuangan dengan membagikan pos-pos dalam presentase berikut:
30% Investasi
10% Dana darurat
10% Pribadi (lifestyle, hobi)
50% Pengeluaran rutin+zakat
Bijak banget ga sih kak Dipa ini. Beliau ga menyuruh kita untuk stop mengeluarkan uang untuk keinginan pribadi. Beliau masih membolehkan hanya saja presentase nya yang lebih rendah dibandingkan untuk investasi dan pengeluaran rutin.
2. Dana Darurat
Tadi disebutkan bahwa kita harus menyisihkan sekitar 10% untuk dana darurat. Memangnya dana darurat ini buat apa sih? Nah ternyata, dana darurat ini penting banget untuk sesuatu yang tidak kita duga. Misalnya, kecelakaan, sakit, bahkan untuk barang diskon untuk sesuatu yang kita butuhkan boleh loh pake dana darurat ini.
Dana darurat bisa kita simpan dalam 4 jenis simpanan; bisa berupa tabungan, deposito, reksadana, dan emas. Silahkan pilih sesuai kebutuhan, namun biasanya yang paling praktis itu menyimpan dalam bentuk tabungan karena mudah sekali untuk dicairkan.
3. Investasi
Kak Dipa menyarankan untuk mengambil 30% penghasilan sebagai investasi di awal. Tujuan investasi ini banyak juga loh. Dana investasi yang kita sisihkan kelak dapat kita gunakan untuk dana pensiun, dana sekolah anak, aset, dana untuk liburan, dan lain-lain.
Jadi, ga ada lagi tuh istilah sebulan/dua bulan menjelang anak masuk sekolah kita bingung mencari dana. Seharusnya dana untuk sekolah anak ini sudah kita persiapkan jauh-jauh hari melalui dana investasi yang kita sisihkan ini. Investasi bisa kita simpan dalam berbagai bentuk. Misalnya dalam bentuk deposito, ORI, emas, saham, properti, reksadana, valas, dan lain-lain.
Kak Dipa juga memberikan contoh perhitungan investasi untuk dana pensiun seperti ini:
Misalnya, tahun ini pengeluaran kita adalah Rp 4.000.000,- per bulan
Usia kita saat ini 25 tahun.
Inflasi di Indonesia setiap tahunnya rata-rata 10%
Maka, total biaya pensiun di umur 55-75 adalah sebesar Rp 16.751.426.178,-
Lalu, jika kita berinvestasi di reksadana saham (15%), maka biaya setiap bulannya adalah Rp 2.389.708,-
Hayoh.. Kaget juga kan? Sama, saya juga kaget. Makanya sepulang dari sini saya buru-buru lagi deh mangatur keuangan saya yang acak-acakan ini. Saya ga pengen di masa tua saya, saya malah merepotkan anak cucu. Pengennya sih anak kalau udah punya uang ya sudah buat mereka saja.
Penutup
Acara 3 jam yang ga terasa banget. Selain karena venue nya yang nyaman, juga bahasannya sangat menarik dan menusuk qalbu. Dosa-dosa finansial saya seolah terkorek. Terimakasih banget pokoknya untuk Home Credit Indonesia dan juga Indonesian Female Bloggers yang sudah mengundang saya ke acara ini.
Semoga ke depannya saya bisa menghadiri acara yang serupa dengan tema yang berbeda, karena edukasi soal keuangan adalah hal yang betul-betul saya butuhkan saat ini.