Menikmati Kopi Khas Palintang Langsung dari Petaninya

Persahabatan kita itu kayak kopi tubruk, permukaanya kasar. Tapi ketika dicium, terus kenal lebih dalam, kamu enggak akan bisa ngelupain itu
Gitu cenah gaes, kalau mengutip kata-kata dari film Filosofi Kopi mah. Ah, tapi kali ini saya sedang tak ingin membahas film. Kita bahas soal kopi nya saja.

Baru-baru ini saya baru tahu kalau di Bandung, ada beberapa jenis kopi yang pemasarannya sudah mendunia. Salah satunya adalah kopi Palintang. Disebut kopi Palintang ya karena kopi ini ditanam di area bukit Palintang, Bandung.

Kebetulan nih, bukit Palintang ini letaknya lumayan dekat dari rumah. Ya, ga deket-deket amat sih. Jaraknya mungkin sekitar 40 menit menggunakan motor.

Akhirnya di hari Minggu lalu, saya mengajak suami dan anak-anak menuju bukit Palintang. Ya hitung-hitung refresh sejenak dari rutinitas sehari-hari, dan melepas kepenatan selama di rumah saja.

kopi palintang
Tanaman kopi di Palintang ditanam diantara jajaran pohon pinus

Letak Bukit Palintang


Bagi yang belum tahu, akses menuju bukit Palintang ini bisa melalui jalan Cigending. Jalan Cigending ini letaknya tepat berada di sebelah masjid Alun-Alun Ujungberung Bandung. Waktu tempuh dari jalan Cigending sampai Palintang sekitar 30 menit.

Kondisi jalannya lumayan mulus, tapi di beberapa tempat ada yang kondisinya berlubang. Medannya lumayan menanjak curam, jadi hati-hati saja. Terutama jika berpapasan dengan truk tangki air atau mobil bak terbuka.

Alternatif lain bisa melalui Lembang-Maribaya, lalu terus ke daerah Bukit Tunggul, kemudian turun menuju Palintang.

Lalu, Dimana Tempat untuk Ngopi nya, Alfonso?


Ada beberapa warung yang menyuguhkan kopi khas Palintang. Namun, tempat yang paling sering saya kunjungi letaknya ada di sebuah lapangan berrunput yang cukup luas.

Namanya Layangsari Coffee Palintang. Warung yang sangat sederhana. Bangunannya juga bersifat semi permanen.

warung kopi palintang

layangsari coffee palintang
Kopinya diseduh di gelas batok seperti ini. Maaf eksposurenya kegedean jadi ga keliatan kopinya, hehe

Kita bisa juga membeli kopi yang sudah dikemas di sini

Menikmati Kopi Palintang


Kopi yang disajikan di sini biasanya fresh, baru disangrai dan digiling. Kalau tidak salah, jenis kopinya adalah kopi robusta. Rasanya tidak ada rasa asam sama sekali, jadi cocok banget buat saya yang punya masalah lambung.

Di sini kita bisa pilih apakah mau diseduh dengan gula putih atau dengan gula aren. Saya sih lebih suka diseduh dengan gula aren. Oh ya, kopi nya kopi tubruk yaa. Jangan bayangkan ada mesin kopi di sini. Jadi jangan pesen kopi espresso apalagi minta mereka buatkan latte. Hehe.

Jangan tanya saya soal cita rasa khas dari kopi ini. Saya ini pecinta kopi abal-abal, jadi buat saya kopi mah ya gitu aja, pahit. Hahaha. Hanya saja saya suka tempat ini karena berdampingan langsung dengan hutan pinus. Benar-benar alam terbuka, udaranya sejuk, sinar mataharinya kalau pagi begitu hangat. Minim polusi.

Satu lagi, karena ini dekat hutan, jadi sinyal HP di sini agak sulit. Sehingga saya benar-benar menikmati waktu bersama keluarga sambil meminum secangkir kopi tubruk Palintang, ditemani gorengan yang hangat dan gurih. Buat saya ini nikmat sekali.

Oh ya, kalau tidak suka kopi, di sini juga disediakan bandrek (wedang jahe), air kelapa, dan lemon tea. Kalau kata Bapak saya, ini lemon tea nya asli karena jeruk lemonnya baru dipetik di pohon yang ditanam di sekitar pekarangan warung. Hehehe.


bandrek bandung



Pulangnya, kita bisa teruskan berwisata ke daerah Lembang atau Maribaya. Atau mungkin, bisa berbelanja sayuran segar yang baru dipanen di sini. Ada kentang, wortel, kol, cabai, dan masih banyak lagi.

Hmm, jadi pengen tahu, apakah kalian juga punya tempat hidden gems di sekitar kalian? Atau kegiatan yang sederhana namun bikin kalian senang dan menikmatinya?

Cerita dong.


Related Posts

Post a Comment