Kisah Gibran yang Diculik Jin dan Perihal Etika di Gunung

gibran hilang di guntur




Jadi beberapa minggu ini, timeline di media sosial saya sedang heboh dengan berita tentang seorang pendaki muda yang hilang selama 5 hari di Gunung Guntur, Garut. Ajaibnya, akhirnya dia ditemukan dengan selamat. Padahal kalau secara logika, manusia tidak makan dan minum selama 5 hari, di hutan pula, bisa dipastikan kondisinya akan seperti apa.

Dengar-dengar, anak ini hilang bukan karena tersesat atau terjatuh atau semacamnya. Dari kabar yang beredar, anak ini hilang karena disembunyikan oleh jin. Mau tau cerita lengkapnya? Yuk simak.

Kisah Gibran yang Hilang Selama 5 Hari di Gunung Guntur



Namanya Gibran, usianya masih remaja, 14 tahun, asli orang Garut. Dia bersama teman-temannya berjumlah 14 orang mendaki gunung Guntur di hari Sabtu. Mereka mendirikan tenda di Pos 3 gunung Guntur.

Sabtu malam, 13 teman Gibran melanjutkan perjalanan ke puncak, sementara Gibran tidak. Dia memilih untuk tidur di dalam tenda sambil menjaga barang-barang temannya.

Ketika teman-teman Gibran kembali dari puncak, mereka mendapati kalau Gibran tidak ada. Akhirnya teman-teman ini berinisiatif untuk mencari, namun Gibran masih tidak ditemukan. Kemudian teman-teman Gibran melapor ke petugas/ranger di Gunung Guntur.

Petugas bersama tim BASARNAS, Polisi, dibantu relawan akhirnya membentuk tim dan mulai melakukan pencarian terhadap Gibran. Jalur pendakian gunung Guntur pun ditutup sementara. Namun, sampai di hari ke-4 Gibran masih belum ditemukan.

Akhirnya Gibran Ditemukan

Salah seorang warga Garut, bernama Mang Ade, ikut membantu dalam proses pencarian Gibran. Mang Ade ini memang disebut-sebut memiliki "kelebihan". Mang Ade memohon kepada Allah untuk diberikan petunjuk dimana ia bisa menemukan Gibran. Beliau pun memiliki firasat akan menemukan Gibran di area sekitar Curug Cikoneng.

Mang Ade lalu pergi ke area Curug Cikoneng, ia kemudian bertawasul, memanjatkan doa-doa memohon kepada Allah agar Gibran segera dimunculkan.

Mang Ade kemudian meminta sesuatu "syarat" kepada orangtua Gibran, tapi orangtua Gibran tidak menggubris. Akhirnya Mang Ade mengeluarkan modal sendiri, dia bahkan rela menggadaikan HP nya.

Syarat yang diminta oleh Mang Ade adalah "Paku Bumi". Saya kurang mengerti itu bentuknya seperti apa. Paku Bumi yang saya tahu itu tiang pancang hehe.

Singkat cerita setelah Mang Ade melakukan ritual paku bumi tersebut, Gibran akhirnya muncul.

Sosok Mang Ade. Sumber: YouTube Prasodjo Muhammad

Curug Cikoneng Guntur
Peta Guntur dan tempat ditemukannya Gibran


Cerita Gibran Selama "Diculik" Jin



Yang menarik bagi saya dan mungkin sebagian besar orang itu adalah, bagaimana bisa, 5 hari menghilang, tapi Gibran ditemukan baik-baik saja. Ternyata, setelah diwawancarai, Gibran mengaku kalau selama "diculik" jin itu dia merasa hanya beberapa jam saja.

Gibran bercerita, awalnya dia tidur di tenda di Pos 3 gunung Guntur. Namun begitu bangun, dia kaget karena dia berada di sungai.

Selama berada di alam jin itu, Gibran mengaku ditemui oleh beberapa "orang". Ada ibu-ibu, ada bapak-bapak. Mereka menawarkan makanan. Ada yang memberi nasi dan ikan, ada yang memberi roti. Tapi, semua makanan yang ditawari itu tidak Gibran makan.

Ada juga sesebapak yang mengajak Gibran untuk mengikutinya, tapi tidak Gibran ikuti.

Cerita menarik lainnya ialah, Gibran katanya mendengar suara azan. Gibran bilang, ada jin islam yang mengajaknya untuk sholat. Gibran mengikuti jin islam itu. Namun, ada jin lain yang mencegahnya untuk sholat, tapi Gibran tak menggubris dan terus berjalan. Saat memanjat tebing, Gibran ditarik dan dijatuhkan oleh jin lain itu.

Nah, saat Gibran jatuh, barulah Gibran muncul ke alam manusia dan ditemukan oleh Mang Ade ini.

Sosok Gibran. Sumber: YouTube Prasodjo Muhammad


Hikmah dari Kisah Gibran yang Hilang di Gunung Guntur



Ada satu hal yang menarik, Gibran ini menurut Mang Ade melakukan tindakan yang tepat, yaitu tidak memakan nasi yang ditawarkan para jin itu. Karena katanya kalau Gibran sampai memakannya, niscaya Gibran tidak akan kembali.

Eh aku ngetiknya sambil merinding ini hahaha. Padahal ini masih siang dan rame banget di rumah.

Mang Ade juga berpesan, untuk selalu menjaga sikap ketika sedang mendaki gunung. Jangan buat keributan, jangan bicara sompral, dan selalu berdoa memohon perlindungan.

Sebetulnya bukan hanya di gunung saja sih ya. Di tempat manapun, kita juga harus menjaga etika dan sikap.

Saya jadi ingat ketika melakukan pendakian ke Gunung Slamet. Waktu itu sudah malam, dan puncak masih jauh, jadi kami mendirikan tenda di Pos 3. Nah selama nge-camp di Pos 3 ini, saya tidak bisa tidur dengan tenang karena ada banyak pendaki yang kesurupan. Rata-rata perempuan.

Pagi hari, saya melihat mereka yang anggotanya kesurupan ini malah ribut. Ketawa-ketawa dan bicara seenaknya. Ya pantes aja sih kalau mereka diganggu makhluk lain.

Tapiii jangan juga kita lantas merasa takut terhadap jin, hantu, dan sebagainya. Jin itu ada, kita juga kan wajib mengimani hal yang ghaib. Kita manusia kedudukannya lebih tinggi dari pada jin. Kita dianugerahi akal yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Kita jangan mau dipermainkan oleh jin, apalagi sampai memohon bantuan kepada jin.

Kita itu manusia dan lebih mulia!

Related Posts

2 comments

  1. Wah sodaraku pernah kejadian kayak Gibran, dulu. Orang Maribaya Lembang. Si aa mau ke kebon eh malah nyasar ke hutan, katanya dia nyasar semalem, di kita dia hilang 2 minggu. Selama di hutan ada saung, ada nene dan kake yg ngasih gula merah jadi dia makan. Terus bisa balik tuh katanya denger suara adzan, disuruh pulang ama nene n kake, Alhamdulillah 2 minggu cuma makan gula merah tp hidup selamat sampe sekarang Teh.

    ReplyDelete
  2. terus itu mang Ade dikasih uang ga teh? lumayan harga paku bumi nepi ka ngagade HP..suami aku ge ngikutin cerita Gibran sampe ngulik Mang Ade..alhamdulilah yah mas Ade semoga dibalas kebaikannya...

    untung ga makan yah kalau makan wasalam atau kalau pas mau makan baca doa mereun eta makanannya jadi darah atau belatung mereunn wkwk

    ReplyDelete

Post a Comment