Gunung Ciremai: Atap Jawa Barat yang Menakjubkan

Pendakian kali ini bertepatan dengan momen hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2015 lalu. Ini adalah pendakian pertama saya dengan anggota team lebih dari 10 orang, mungkin jumlah seluruhnya hampir 20 orang. Agak deg-degan juga, karena saya belum kenal semua orang yang ikut di pendakian kali ini, kecuali suami saya yang waktu itu status nya masih jadi calon. Hehe.

Di sini saya ga akan banyak cerita, soalnya kegiatan mendaki mah ya gitu wee nanjak nanjak capek. Mungkin saya akan bahas dari segi itinerary dan beberapa hal yang bisa dijadikan referensi jika ingin mendaki gunung Ciremai.

Sekilas Tentang Gunung Ciremai
Gunung Ciremai dikenal sebagai atap nya Jawa Barat karena ia adalah gunung tertinggi di provinsi ini. Ketinggiannya mencapai 3.078 MASL Secara administratif, gunung Ciremai terletak di 2 kabupaten, yaitu kabupaten Majalengka dan kabupaten Kuningan.


Jalur Pendakian
Jalur pendakin resmi gunng Ciremai ada tiga. Jalur desa Apuy di kabupaten Majalengka, jalur desa Palutungan, dan jalur desa Linggarjati di kabupaten Kuningan. Jalur Apuy banyak disenangi oleh para pendaki, karena jalur nya yang lebih bersahabat dibandingkan dengan 2 jalur lainnya, terutama buat pendaki pemula kayak saya. Hehe.

Transportasi
Saya beserta team mendaki via jalur Apuy di kabupaten Majalengka. Karena jumlah kami hampir 20 orang, kami memborong 2 mobil elf dari Bandung, langsung menuju desa Apuy di Majalengka. Waktu perjalanan kurang lebih 4 jam.

Jika ingin menaiki kendaraan umum, bisa menuju terminal Majalengka terlebih dahulu. Dari terminal Majalengka, saya sarankan untuk menyewa kolbak saja langsung menuju basecamp Apuy gunung Ciremai. Fyi, lebar jalan menuju basecamp di Apuy sangat pas-pasan, hanya kolbak saja yang bisa lewat.

SIMAKSI Termahal
Betul, untuk mendapatkan izin mendaki di gunung Ciremai, semua pendaki dikenakan biaya Rp 50.000,-. Ga ngerti kenapa sih, katanya supaya gunung Ciremai tetap terjaga kelestariannya, sehingga sedikit pendaki yang mau ke gunung Ciremai karena biaya simaksi nya mahal. Tapi menurut saya ini tidak efektif, dengan meninggikan biaya SIMAKSI justru malah memperkaya pihak swasta yang mengelola tempat ini, sedangkan gunung Ciremai nya? ya gitu-gitu aja.

Karena biaya simaksi yang mahal ini, kami mendaki lewat jalur yang tidak melalui pos / basecamp desa Apuy. Sebelumnya rekan-rekan saya sudah pernah ke sini dan selalu lewat jalur ini. Eh, ternyata zonk. Tiba-tiba di depan kami dihadang power ranger yang siap membasmi kebakaran di hutan. Engga deng. Kami dihadang beberapa orang yang sepertinya sudah tahu akan ada pendaki yang lewat jalur ini. Akhirnya kami pun tetap ditagih biaya Simaksi.

Lama Pendakian
Total waktu pendakian untuk sampai puncak biasanya 8 jam. Sama seperti gunung-gunung lain pada umumnya, gunung Ciremai juga memiliki beberapa Pos sebelum ke puncak. Kalau tidak salah, ada seikitar 7 pos.

Istirahat di sela-sela pendakian. Ini cara kami makan..
Saya kurang tahu detail waktu tempuh antar pos, tapi masing-masing kurang lebih sekitar 30 menit sampai 1 jam. Dari pos I sampai pos V, jalan masih aman terkendali. Maksudnya, kondisinya masih nanjak-nanjak chantique, masih bisa ketawa ketiwi walaupun ngos-ngosan. Nah dari pos V sampai puncak, siap-siap fisik diuji.

Dari mulai pos V kita akan memasuki batas vegetasi, dimana jalanan bukan lagi tanah, tapi bebatuan. Pepohonan pun semakin jarang, ibaratnya seperti ruang yang terbuka. Jalur ini yang bikin jalan 5 langkah, istirahat 10 menit. Hehehe. Tapi saya sangat menikmati pemandangan di jalur ini, karena bisa melihat pemandangan awan seolah-olah berada di kaki kita.


Lokasi Berkemah
Tempat paling ideal untuk mendirikan tenda yaitu di pos VI, di goa walet. Dibilang ideal karena di sini tanah nya datar dan cukup luas, cocok untuk mendirikan tenda. Kalau beruntung, di goa walet kita juga akan menemukan mata air. Selain itu, kawasan goa walet ini dilindungi rimbun pepohonan sehingga aman dari terpaan angin yang kencang.


Namun sayang, waktu itu kami mendaki di saat ramai karena momen 17 Agustus. Sehingga semua tanah datar dari mulai pos V penuh oleh tenda, hampir tidak ada lagi ruang untuk berkemah. Akhirnya kami memutuskan untuk terus ke atas mendekati puncak dan sayangnya kami saling berpencar mencari tanah yang cocok untuk didirikan tenda. Saya cukup beruntung waktu itu menemukan lahan yang cukup untuk mendirikan tenda dan lumayan terlindung dari terpaan angin, namun kondisi nya agak miring, jadi saat tidur badan saya miring miring deh.

Bendera Merah Putih Mengelilingi Kawah Ciremai
Ini mungkin jadi salah satu momen pendakian yang akan terus diingat, karena saya bisa ikut membentangkan bendera merah putih mengelilingi kawah di puncak gunung Ciremai. Tinggi bendera sekitar 1 meter dan panjang nya nyaris 200 meter!!



Pendakian Perdana bagi Caca
Devania Syahla Almira atau yang sering disapa Caca, adalah anak dari pasangan teh Nuni Fitria dan kang Asep Rustana. Kedua orangtua nya memang hobi mendaki. Di pendakian kali ini mereka berdua mengajak putri kecil nya yang masih berusia 5 tahun.


Awalnya saya agak pesimis dan agak khawatir juga. Se-kecil itu sudah dibawa meng-gunung. Tapi ternyata dugaan saya terpatahkan. Stamina nya Caca ini luarr biasa. Saya aja kalah dan sering tertinggal di belakang Caca 😂. Salut deh buat dia, baru pertama kali naik gunung sudah bisa sampai di puncak tertinggi Jawa Barat.


Sepatu Jebol
Kami mendaki saat musim kemarau, sehingga kondisi gunung sangat kering dan berpasir. Kondisi ini menjadikan sepatu saya menganga minta di-sol saat perjalanan turun. Menuruni gunung dengan keadaan sepatu seperti ini menambah berat saat berjalan, karena saya harus memposisikan telapak kaki saya sedemikian rupa agar saya tidak jatuh atau tersandung akar pohon. Padahal merk sepatu ini cukup terkenal di Indonesia, terutama di Bandung. Sayang sih jadinya, kualitas nya jadi menurun, mungkin ini pertanda saya harus ganti sepatu gunung ke merk lain.


 Oke, sekian cerita pendakian saya kali ini. Siapa yang sudah pernah ke Ciremai juga? pengen tau dong kesan-kesan tentang Ciremai menurut kalian gimana.

Related Posts

13 comments

  1. jadi inget pertama kali mendaki gunung itu jaman smp, ke gunung guntur, garut. nebeng naik truk sampe atas di lanjutin jalan kaki 4 jam. Waktu itu gak sampe camp kaya gini sih. PP langsung pulaang. Pas pulang kaki rasanya mau copot hahaha

    ReplyDelete
  2. Kalo ngeliat yang ngegunung itu suka jadi kangen ngegunung, cuma sayangnya makin sinu susah banget kesampaian. Faktor umur kali ya hehe..

    ReplyDelete
  3. Tteh mau donk kpan2 menggunung bareng.... Udah pengen dari dulu..hee

    ReplyDelete
  4. Wah seru teh mesti nularin treveling naik gunung ke aku ya teh karena aku ingin coba tpi masih takut huhuhu

    ReplyDelete
  5. Ya ampun aku amaze same petualanganmu teh pemandangan dari atas luar biasa ya. Jadi pengen ikutan karena serius ga pernah hiking selama ini hihi

    ReplyDelete
  6. Aduh aku selalu seneng baca tulisanmu teh. Secara aku anaknya jarang banget aktivitas kaya gini. Baca ini jadi berasa ikut naik gunung hhu.

    ReplyDelete
  7. Seruu banget asli naik gunung tuh. Stamina harus ok. Gatau deh skrg masih bisa gak ya nauk gunung. Stamina tergerus umur. Haha

    ReplyDelete
  8. Pengen deh naik gunung tapi masih setengah hati dan takut ga kuat huhu

    ReplyDelete
  9. Waaah seru bisa hiking ke Gunung Ciremai

    ReplyDelete
  10. Keren nih Caca masih sekecil itu udah bisa ikut hiking, aku seumuran gitu masih rewel minta jajan 😂

    ReplyDelete
  11. Waw, Caca keren banget sih kamu nak. Btw, simaksi nya mahaaaal gitu bun :'(

    ReplyDelete
  12. masih mantau cerita orang naik gunung, entah kapan sendiri bisa mendaki :'(

    ReplyDelete

Post a Comment