Bersyukur nya saya memiliki pasangan yang mempunyai hobi yang sama, yaitu mendaki gunung. Setelah pendakian kami ke gunung Merbabu, gunung Prau, gunung Burangrang, dan gunung Slamet, selanjutnya kami melanjutkan ke gunung Guntur.
Tepat 2 hari sebelum bulan puasa di tahun 2016, saya dan suami merencanakan untuk 'munggahan' di gunung Guntur. Mungkin agak gimana gitu ya kalau menurut orang-orang, harusnya munggahan di rumah saja, kumpul bersama keluarga besar.. Ehehe. Tapi saya ga nyesel ko, karena ternyata ini pendakian terakhir saya di tahun 2016-2017. Kenapa? Baca sampai habis yaa.. :)
Keberangkatan
Hari itu hari Sabtu, dimana seharusnya saya libur, tapi terpaksa masuk kerja (lembur) karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan segera. Lembur saya ini mengakibatkan jadwal kepergian kami menuju gunung Guntur jadi mundur, yang tadinya direncanakan berangkat Sabtu pagi, akhirnya berangkat di Sabtu sore.
Gunung Guntur terletak di daerah Cipanas, Garut, Jawa Barat. Dengan menggunakan sepeda motor, kami berdua bertolak ke kota Garut. Karena berangkat sore hari, dan jalanan pun sangat-sangat padat hari itu (padahal kami pake motor, tapi tetap saja terjebak macet), kami tiba di Garut sekitar pukul 7 malam. Padahal normal nya Bandung-Garut hanya 2 jam.
Titik Awal Pendakian
Tempat yang dijadikan patokan untuk masuk ke kawasan gunung Guntur adalah pom bensin Tanjung. Di sebelah pom bensin itu ada sebuah gang agak besar, ke jalan itulah kita masuk. Sekitar 700 meter, kita akan menemukan Base Camp gunung Guntur, nah, di sini kita bisa menitipkan kendaraan pribadi kita. Insya Allah aman..
Kami berdua memulai langkah dari tempat ini. Ikatan tali sepatu kami kencangkan, tali pengaman ransel kami pas kan agar nyaman di badan, headlamp pun kami nyalakan. Suara-suara binatang malam menemani langkah kaki kami. Beberapa orang sempat terlihat menyapa dan menyusul langkah kami, tak apa, karena saya pun tidak ingin terburu-buru.
Hal yang paling saya suka di setiap pendakian adalah sapaan dari setiap pendaki yang berpapasan dengan kita. Dan basa-basi pemberi semangat bahwa puncak sudah dekat (padahal masih jauh). Hal yang jarang saya jumpai di kehidupan perkotaan.
Sempat Nyasar
Sekitar 1 jam kami berjalan, kami menemukan persimpangan. Seharusnya kami mengambil jalan ke kiri, tapi kami malah melangkah ke kanan. Saat itu jalanan memang benar-benar gelap, padahal belum masuk area hutan. Sebelumnya suami sudah mengingatkan, kalau jalan malam memang agak riskan.
Tapi kami terus melanjutkan jalan. Suara-suara orang yang saya kira juga adalah pendaki di depan menumbuhkan harapan kami. Kemudian kami menemukan hutan yang sangat rapat, benar-benar rapat bahkan kami sampai harus merunduk. Jalan yang kami injak pun sangat berpasir, satu langkah maju, 2 langkah tergusur mundur (ga nyampe2 dong).
Rupanya beberapa pendaki di depan kami sengaja meninggalkan jejak berupa lilitan tali rapia di beberapa ranting pohon. Saya dan suami mengikuti jejak tali-tali itu. Tak lama, kami berhasil bertemu dengan beberapa pendaki di depan kami. Saya dan suami sangat berharap mereka berdua tahu jalan.
Tapi ternyata zonk saudara-saudara.. Mereka ber-6 ternyata juga sama-sama nyasar
Jadilah bertambah orang nyasar di gunung Guntur malam itu. Ke-6 pendaki yang kami temui melanjutkan perjalanan nya terus ke atas, mengikuti arahan google maps. Sedangkan suami, berinisiatif untuk tidak melanjutkan jalan ke atas, tapi turun ke bawah dan mencari sumber air. Saya otomatis mengikuti suami.
Singkat cerita, jalur yang dilalui oleh suami menemukan titik terang. Kami segera memanggil ke-6 pendaki yang melanjutkan perjalanan ke atas. Kami menemukan sungai yang muara nya adalah ke air terjun Citiis. Jalur sebenarnya menuju gunung Guntur pun sudah terlihat. Alhamdulillah, saat berada di posisi ini, keberadaaan kami ber-8 terlihat oleh para ranger yang bertugas di gunung Guntur. Dua orang ranger mendekati kami dan memberi arahan untuk menyebrangi sungai di depan kami.
Perjalanan Malam Menuju Puncak
Saya kaget ketika jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Rupanya kami menghabiskan cukup banyak waktu saat tersesat tadi. Para ranger mengarahkan kami ke Pos 3, untuk melakukan pendaftaran dan mendapatkan SIMAKSI (Surat Izin Masuk Konservasi).
Saya dan suami melanjutkan perjalanan, karena target kami adalah mengejar sunrise di puncak. Tapi entah mengapa saya merasa sangat sangat lelah di pendakian kali ini. Entah karena tenaga saya sudah habis saat tersesat tadi, saya pun tak mengerti. Lelah dan kantuk menyerang begitu hebat. Saya mengeluh, suami saya menawarkan untuk mendirikan tenda. Tapi saya sudah tidak bisa menahan kantuk saat itu.
Akhirnya kami berdua tidur di pinggir jalur pendakian gunung Guntur dengan hanya diselimuti sleeping bag. Hhh.. Akhirnya saya merasakan juga tidur benar-benar beralaskan tanah dan beratapkan sejuta bintang di langit. Kayak yang indah ya, padahal sangat dingin.
Sekitar pukul 3 pagi kami baru terbangun. Beberapa cemilan kami makan untuk mengganjal perut supaya tidak masuk angin. Dengan sedikit terkantuk-kantuk, saya dan suami meneruskan pendakian.
Gunung Guntur; Setelah Puncak Masih ada Puncak Lagi
Sepertinya target untuk menikmati sunrise di puncak tidak akan bisa terkejar. Badan ini rasanya sulit sekali untuk diajak kompromi. Jalan sedikit, saya sudah minta istirahat. Padahal di pendakian sebelumnya di gunung Slamet, saya tidak sampai merasa se-lelah ini (padahal gunung nya lebih tinggi dan jarak tempuh nya lebih lama).
Sampai shubuh tiba, saya masih belum mencapai puncak. Saya beristirahat lagi, lalu terpaksa melaksanakan shalat shubuh di tengah-tengah jalur pendakian gunung Guntur yang kemiringannya hampir 50 derajat dan berbatu.
Untungnya saya ditemani suami yang super penyabar, yang dengan ikhlas menunggu tiap kali istrinya minta istirahat (ga tega juga kali yaa haha). Pukul 7 pagi akhrinya kami berdua mencapai puncak!
Sunrise dan pemandangan kota Garut serta gunung Cikuray yang gagah |
Pemandangan dari puncak bayangan Gunung Guntur |
Ya, gunung Guntur memang dikenal memiliki 3 puncak. Masing-masing puncak nya berupa dataran yang cukup luas dan ditumbuhi ilalang dan sedikit pohon. Gunung Guntur memang merupakan gunung yang gersang.
Saat itu kami berdua hanya mendaki sampai ke puncak 2. Di tengah perjalan menuju puncak 2 saya meminta istirahat dan tidur. Kira-kira pukul 10, kami berada di puncak 2.
Puncak 1 gunung Guntur |
Gunung Guntur memang gunung yang agak nyebelin sih menurut saya. Waktu pendakian nya bisa sampai 8 jam. Tapi, begitu turun, hanya perlu waktu 3 jam untuk sampai di pos 3!
Saat perjalanan turun, suami saya mengajak ke jalur yang berbeda dengan jalur naik. Luar biasa, ternyata jalur nya berupa pasir yang jika diinjak maka kita akan langsung merosot. Di satu sisi seru, main perosotan di gunung 😂 tapi di sisi lain agak serem juga karena jalur nya benar-benar full pasir dan sangat berbahaya jika ada batu yang ikut terjatuh ke bawah (bahasa sunda nya ngagulutuk, ngagorolong).
Rangkuman Itenaray Perjalanan
Bandung - Garut : 2 jam
Pom Bensin Tanjung - Base Camp gunung Guntur: 20 menit menggunakan kendaraan
Base Camp - Pos Pendaftaran (Pos 3) : 3 jam
Pos Pendaftaran (Pos 3) - Puncak Bayangan : 4 jam
Puncak Bayangan - Puncak 1 : 30 menit
Puncak 1 - Puncak 2 : 1 jam
Puncak 2 - Puncak 3 : 1 jam
Tips Hiking ke Gunung Guntur
Berkaca dari pengalaman, berikut ini beberapa tips yang mungkin bisa sedikit membantu agar pendakian ke gunung Guntur sukses.
- Gunakan sepatu gunung yang kuat, aman, dan nyaman di kaki, mengingat jalur gunung Guntur yang dipenuhi bebatuan dan pasir. Saya tidak menyarankan untuk menggunakan sandal.
- Mendakilah di pagi hari, untuk menghindari kemungkinan tersesat seperti saya, hehe..
- Waktu yang cocok untuk mendaki gunung Guntur adalah saat memasuki musim kemarau, sekitar akhir bulan Juni sampai September. Karena jika mendaki di musim hujan, rawan petir dan ini akan sangat membahayakan.
- Perbanyak membawa bekal minuman, karena gunung Guntur sangat gersang, satu-satu nya mata air hanya ada di curug Citiis saja.
- Jika tersesat seperti saya, jangan lanjutkan perjalanan ke atas, sebaiknya kembali turun ke titik awal pendakian.
Ternyata Saya Hamil
Seminggu setelah pendakian ini saya merasa agak sedikit aneh. Pertama, nafsu makan saya jadi bertambah, tiap sahur saya selalu makan 2x dari porsi biasanya. Kedua, saat puasa saya merasa sangat-sangat lemas dan sering tak kuat. Ketiga, saya belum juga datang bulan.
Akhirnya saya iseng dan melakukan test pack. Hasilnya positif! Dan setelah periksa ke dokter, ternyata usia kandungan saya sudah 6 minggu. Dan itu berarti, saat saya mendaki gunung Guntur kemarin, saya sedang hamil satu bulan. Pantas saja saya sering merasa kelelahan di jalan.
Luar binasa.
keren banget view nya.. pingin kesanaa ðŸ˜ðŸ˜
ReplyDeletehayu teteeh.. kalau mau ke sana nanti aku anter :)
DeleteMasya allah tabarakallah indah sekali yaaaa pemandangannya. Wah selamat yaaa kehamilannya, mudah2an sehat selalu.
ReplyDeleteMakasih teteeh.. Alhamdulillah sekarang bayi nya udah keluar, udah satu tahun usia nya. ehehe
DeleteSubhanallah keren banget keindahan allah ya teh
ReplyDeleteiya teh :') ini alasan kenapa saya suka jalan2 :D
DeleteSeru yaaaa. Aku seumur2 kayaknya cuma 2x naik gunung. Alhamdulillah teh.. ikut bahagia.. sehat2 terus ya teh.. aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah bayi nya udah brojol teh hihihi udah satu tahun sekarang :D
Deletekalo udah di puncak rasanya kebayar banget cape di perjalanan yang berjam-jam dengan melihat pemandangan sebagu itu ya Teh hehe.. Selamat untuk kehamilannya juga Teh, masih di perut tapi udah ikut mendaki. keren hehe
ReplyDeleteBener bangeett tehh kaya ga berasa lelah sampai di puncak langsung bahagia :D hehe iya agak khawatir waktu itu, tapi alhamdulillah sekarang bayi nya sehat, udah brojol juga :D
DeleteTeteh keren banget.. k garut pake motor sempet nyasar tp alhamdulillah gpp yah.. aku sirimk bangeeet ingin bosen mantao mulu.. btw ada penyewaan barang2 perlengkapan naek gunungnya ga teh? Kan peer klo beli dulu
ReplyDeletehehe akumalah jadi pengen mantai nih.. di Bandung banyak koo tempat sewa alat camping gitu, teteh nya tinggal daerah mana?
DeleteUme org garut tp belum pernah naik gunung guntur.. semepet bbrp x ngerencanain tp gagal sampe skrg ðŸ˜
ReplyDeleteKyknya setelah liat pemandangan ini harus di paksain deh naik
hayu tehh Umee kita berpetualang bareng :D
DeleteWaah kayaknya seru banget dan sekaligus bisa refreshing yaa Teh duuh jadi kangen dulu aku juga sering hiking kayak gini hehe
ReplyDeleteiya alhamdulillah.. hayu kita hiking2an lagi :)
DeleteSeru nih. Pertama (dan terakhir) kalinya naik gunung itu pas ke Papandayan. Liat postingan ini jadi pengen lagi main ke Gunung..
ReplyDeletewiih udah ke Papandayan juga :D hayu lanjut Guntuur :D
DeleteMasya Allah..indah banget teh pemandangnnya:" jadi pingin:"
ReplyDeleteiya teh.. lagi bagus pemandanganya, yukyuk hiking bareng :D
Deletewah ini sih Relationship Goals!
ReplyDeleteaku mah dari kapan pengen kemping, naik gunung pokoknya kegiatan outdoor sama suami cuma enggak mau terus😆
Seru banget ih teh bisa naik gunung
ehehe iya kebetulan aja punya kesukaan yang sama.. yang ga mau teteh nya atau suami teh? kalau suami ga mau, jangan dipaksain teh ehehe
DeleteWih seru banget sih teh hiking bareng suami hihi, alhamdulillah sehat ya teh dedek utunnya hebat nih udah ngerasain naik gunung hehe
ReplyDeleteiya Alhamdulillah.. aamiin makasih ya tehh
DeleteWah seru banget yah mendaki gunung gitu. Seumur hidup belum pernah hiking gitu. Pasti rasanya luar biasa bisa lebih dekat dengan alam dan melihat langsung keindahan ciptaan Allah. Masyaa Allah.
ReplyDeleteLuar biasa teh.. Luar biasa capek maksudnya ahaha.. tapi terayar dengan pemandangan nya yang luar biasa juga.. Maasya Allah
Deleteselalu takjub sama orang-orang yang suka naik gunung keren aja gtu, soalnya aku sendiri blm pernah hiking gak berani hehe..
ReplyDeleteGa berani nya kenapa teh? hehe
DeleteSenang ya masih bisa naik gunung huhu aku dah lama bangetttt ga naik gunung nih , jadi kangen.
ReplyDeleteAlhamdulillah masih dikasih kesehatan dan kemampuan teh.. Hayu atuh teh :)
DeleteKeren pengalamannya, udah mendaki beberapa gunung. Dan lagi hamil pula... Untung gak kenapa2 ya...
ReplyDeleteAku sih paling pernah hiking ke Galunggung itupun jaman SMA, hehe...
Alhamdulillah..
Deletegunung Galunggung lumayan capek juga ya tehh.. naikin ratusan tangga :D