Tips Hiking Bersama si Kecil


Siapa disini yang punya hobi berkegiatan outdoor seperti hiking, lalu setelah menikah dan punya si kecil jadi vakum menggunung lagi? Tosss dulu, kita samaan. Heheh.. Lalu, setelah lama ga keluyuran, jadi kangen lagi sama gunung? Toss lagi kita samaan..

Lama tak menggunung bikin kita kangen ya. Apalagi kalau hobi ini sudah seolah-olah mengakar dalam diri. Rasanya seperti ada sesuatu yang hilang. Tapi di sisi lain, kita tak tega untuk meninggalkan si kecil  hanya karena kita ingin 'mewujudkan kembali' hobi yang lama tertunda itu. 

Mungkin hiking bersama si kecil bisa jadi solusi. Di artikel ini saya ingin berbagi tips agar bisa hiking membawa anak tapi tetap nyaman dan happy.

1. Pastikan Tujuan
Kita semua tahu bahwa mendaki gunung itu tidaklah mudah. Apalagi kita membawa anak kecil. Penting sekali untuk tahu medan gunung yang akan dilalui. Sebaiknya kita pergi ke tempat yang sudah pernah kita datangi, sehingga kita hafal bagaimana jalan yang akan dilalui, tingkat kesulitan trek nya, waktu yang harus ditempuh, dan kondisi hutannya. Pilihlah gunung dengan jarak tempuh yang singkat. Selain itu, kita juga perlu tahu apakah petugas gunung yang akan kita daki memperbolehkan pengunjung anak-anak atau tidak.

2. Batasan Usia Anak
Saya pribadi tidak menyarankan bayi dibawah 6 bulan untuk dibawa ke gunung, semudah apapun treknya. Hal ini dikarenkan bayi di bawah 6 bulan rata-rata belum bisa duduk sendiri dengan tegak. Dalam perjalanan mendaki gunung, terkadang kita perlu istirahat sejenak saat merasa lelah. Saat kita istirahat, tentu saja kita ingin melepas gendongan. Nah, bagi bayi yang sudah bisa duduk, mudah saja untuk mendudukannya dimanapun di tempat yang nyaman. Lah kalau yang belum bisa duduk? apa iya tega anaknya ditidurkan di antara rerimbunan pohon di hutan?

3. Pastikan Kondisi Anak dalam Keadaan Fit
Ini sudah pasti jelas yaa.. hehe. Orang dewasa saja naik gunung harus dalam keadaan sehat. Malah ada beberapa petugas gunung yang mengharuskan pengunjungnya membawa surat keterangan sehat dari dokter. Kalau seandainya si kecil sakit sehari sebelum hari H, lebih baik ditunda dulu saja ya keinginan muncaknya.

4. Cek Cuaca
Mendaki di musim hujan tentunya akan lebih merepotkan dibanding mendaki saat musim kemarau. Terlebih lagi jika membawa anak. Alangkah lebih baik jika mendaki saat cuaca cerah. Biasanya musim hujan di Indonesia dimulai pada bulan Oktober sampai bulan Maret. Sedangkan puncaknya ada di sekitar bulan Desember sampai Februari.

5. Waktu Pendakian
Saya sangat menyarankan untuk melakukan pendakian sepagi mungkin. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih cepat sampai ke area berkemah dan si kecil bisa lebih cepat beristirahat. Selain itu, mendaki di pagi hari akan sangat menguntungkan kesehatan kita. Angin di pagi hari masih terasa segar, matahari pagi juga bisa menguatkan tulang.

6. Perlengkapan yang Harus Dibawa
Mendaki dengan anak kecil memang butuh usaha ekstra. Membawa kebutuhan utama si kecil sangatlah disarankan. Tak mengapa barang bawaan kita menjadi lebih berat, asal si kecil bisa nyaman selama perjalanan sampai pulang kembali. Beberapa barang yang wajib dibawa versi saya adalah:
  • Popok, tisu basah, dan tisu kering
  • Kantong keresek hitam untuk sampah popok
  • Makanan dan cemilan yang praktis tapi penuh gizi
  • Minyak telon, bedak, lotion
  • Baju ganti, jaket, topi atau kupluk
  • Mainan favorit anak supaya tidak bosan selama di jalan
  • Payung
  • Flysheet dan matras
7. Memakai Gendongan yang Nyaman
Untuk anak dibawah 2 tahun, idealnya sih digendong. Walaupun anak sudah lancar berjalan tapi khawatir anak akan berjalan sekehendaknya dia dan sulit diarahkan. Untuk gendongan sendiri saya sarankan menggunakan carrier Deuter Kid Comfort (bukan iklan loh yaa..). Carrier ini cukup nyaman dan kuat menahan berat bayi/anak. Harganya cukup mahal memang. Tapi jangan khawatir karena ada tempat yang menyewakan carrier jenis ini. Untuk daerah Bandung bisa sewa disini, sedangkan untuk daerah Jabodetabek bisa sewa disini.
 


8. Bawa Pendamping
Ini penting juga, terutama untuk anak dibawah 2 tahun. Anak masih perlu ibunya untuk disusui atau dininabobokan jika ia mengantuk. Ibunya juga perlu suami untuk mem-backup jika sewaktu-waktu si ibu kelelahan.

9. Tetap Happy dan Nikmati Perjalanan
Anak berasal dari darah daging orangtuanya. Anak memiliki perasaan yang sensitif, ia dapat merasakan apa yang orangtuanya rasakan. Jika orangtuanya gelisah maka anaknya akan gelisah. Begitupun sebaliknya, jika orangtuanya merasa tenang maka anaknya akan tenang. Nikmati pemandangan di setiap ayunan langkah. Jika orangtua lelah atau anak lelah, segeralah beristirahat sejenak. Banyak minum dan sarapan yang sehat akan sangat membantu menjaga kondisi badan tetap fit selama pendakian.

Sekian tips dari saya. Ini tips untuk hiking saja ya, kalau untuk camping mungkin akan berbeda. Jika ada yang ingin ditambahkan boleh ya tulis di kolom komentar.

Terimakasih sudah mampir.. :)

Related Posts

4 comments

  1. Aihhh senengnya. Aku juga lagi pengen ajak anak buat naik gunung, walaupun dia lebih suka ke pantai. Usianya memang saya nunggu dulu pas 4 atau 5 tahun biar dia lebih seneng krn ngak terasa capek.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sih, sebenernya idealnya umur segitu mbak.. soalnya usia segitu udah bisa diajak diskusi dan udah bisa diarahin

      Delete
  2. wah kalau aku milih gak deh, ribet .mnah kalau anak sudah besar mau deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, setiap ibu pasti punya pilihannya masing2, yang penting tetep happy ya :D

      Delete

Post a Comment