Barang Ga Penting tapi Penting Dibawa Saat Mendaki

perlengkapan camping tambahan

Setelah sebelumnya saya pernah membuat artikel tentang perlengkapan camping bagi pemula. sekarang saya ingin bahas beberapa perlengkapan camping yang sifatnya ga wajib dibawa, tapi penting juga untuk di beberapa kondisi.

Saya bukan pendaki senior, tapi selama melakukan kegiatan pendakian dan berkemah, saya mengamati barang-barang ini ada manfaatnya juga di beberapa situasi:

1. Kerincing / kelinting

Benda ini pertama kali saya lihat waktu mendaki bareng suami (yang waktu itu masih calon ehe). Kerincingnya ini digantungkan di carrier, dekat pundak. Jadi tiap melangkah pasti terdengar suara kerincing.

Awalnya saya agak skeptis, "itu apaan sih? biar apa?"

Lalu suami saya menjawab, "ini kerincing buat burung sebetulnya. Tujuannya ya memang supaya berisik. Supaya, kalau kita lagi jalan rombongan, apalagi malam, kita bisa tahu, di belakang atau di depan ada orang atau engga. Kita juga bisa tahu, apa teman kita masih mengikuti di belakang, atau malah tertinggal jauh"

Lumayan make sense juga sih alasannya.

2. Sekop

Semua yang pernah mendaki pasti sudah tahu lah, kalau mau buang air besar pasti harus menggali dulu. Di situ lah salah satu peranan sekop, yaitu untuk menggali tanah dengan cepat dan mudah. Sebetulnya kalau tidak ada sekop juga bisa sih, pakai ranting pohon tapi hasilnya tak rapih hehehe.

Selain untuk urusan buang hajar, sekop juga berguna sekali saat musim hujan, yaitu untuk membuat parit. Parit ini penting sekali loh dibuat saat musim hujan. Apalagi kalau tenda kita berada di tanah yang agak miring.

3. Kanebo

Dulu waktu saya ikut kegiatan ekstrakurikuler pramuka, pelatih saya meyarankan untuk membawa kanebo sebagai pengganti handuk. Kanebo punya ukuran yang lebih kecil daripada handuk, jadi bisa menghemat ruang di dalam carrier. Tapi pastikan kita memakai kanebo yang bersih ya untuk dijadikan handuk.

4. Senter Tangan dengan Lampu Kuning

Saya mengamati, head lamp sekarang itu hampir seluruhnya menggunakan lampu LED berwarna putih. Lampu LED memang lebih hemat dayanya dan memiliki cahaya yang sangat terang.

Tapi itu tak berlaku bila kita melakukan trekking di tengah kabut. Headlamp dengan lampu berwarna putih tidak begitu membantu penerangan. Kabut hanya bisa ditembus dengan lampu yang cahayanya berwarna kuning.

Sayangnya, saya sulit sekali menemukan headlamp dengan cahaya kuning. Jadi, saya selalu membawa senter tangan dengan lampu kuning sebagai ancang-ancang jika melewati trek yang berkabut.

Nah, itu dia kira-kira beberapa barang yang 'ga wajib' dibawa, tapi lumayan berperan dalam kelancaran kegiatan pendakian di gunung Indonesia. Kira-kira, ada tambahan ga nih? Yuk share pendapatmu di kolom komentar!

Related Posts

Post a Comment